Kisah Khalifah Umar Menguji Calon Gubernur

Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai Khalifah Dinasti Umayyah yang bijak, adil, hati-hati, dan sederhana. Dia sangat memperhatikan nasib rakyatnya. Beliau juga tegas terhadap pejabatnya yang melaksanakan korupsi. Mereka pribadi dipecat dikala tertangkap tangan melaksanakan penyelewengan. Harta kekayaan mereka yang diperoleh secara tidak masuk akal juga dikembalikan ke kas negara.

Tidak hanya itu, Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga sangat selektif dan hati-hati dikala hendak mengangkat seseorang menjadi gubernurnya. Ada dua syarat yang ditetapkan Khalifah Umar untuk para gubernurnya. Yaitu mereka harus kompeten dan amanah dalam menjalankan tugasnya sehingga rakyat dapat sejahtera. Karena bagaimanapun, gubernur ialah ujung tombak dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan sang khalifah.

Untuk memastikan kualitasnya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz turun tangan untuk mengawasi pribadi proses wawancara (fit and proper test) untuk calon gubernurnya. Beliau ingin memastikan apakah orang tersebut betul-betul kapabel dan amanah atau tidak. 

Dikisahkan, suatu dikala Bilal bin Abu Bardah termasuk salah satu calon gubernur yang akan diwawancarai. Ketika diwawancarai, Bilal mengenakan pakaian tertentu sehingga ia tampak begitu agamis. Khalifah Umar bin Abdul Aziz lantas memerintahkan ajudannya, Muzahim, untuk mengetes Bilal bin Abu Burdah. Langsung saja, Bilal dihujani banyak sekali macam pertanyaan. Ada satu pertanyaan menarik yang menciptakan Bilal jadi tertangkap tangan sifat dan perilaku aslinya, di balik dandanannya yang religius.

“Demi Allah, saya menyukai kebaikan untuk diriku, apakah untukku, kalau saya tugasi kau di tempat Irak?” tanya Muzahim mengetes Bilal

Bilal menjawab, ia akan menyediakan uang sebanyak 30-40 ribu dinar dikala Muzahim berkunjung ke daerahnya itu.  Bilal juga memastikan bahwa semua keputusan Muzahim akan dijalankan di Irak, calon wilayah kekuasaannya. 



Muzahim pribadi menghadap Khalifah Umar bin Abdul Aziz sesudah final mewawancarai Bilal. Muzahim bilang, Bilal ialah orang yang berakal namun ia seorang pencuri dan tidak pantas menjadi seorang gubernur. Setelah mendengar evaluasi itu, Khalifah Umar bin Abdul Aziz tidak akan memasukkan Bilal ke dalam jajaran pejabatnya. 

Khalifah Umar bin Abdul Aziz tidak ingin pejabatnya hanya kompeten saja, namun juga harus amanah. Amanah dalam mengemban tugasnya sehingga mendapat hak-haknya dengan baik. Kompeten dalam menjalankan tugasnya sehingga masa depan negerinya dapat lebih baik lagi.

Wallahu A’lam


Sumber: Situs PBNU

0 komentar:

Post a Comment