31.) Sabda Nabi: “Apabila seorang hamba malas dalam beramal, pasti Allah Azza wa Jalla mengujinya dengan rasa murung cita.” (Al-Hadits)
Siapapun yang malas beramal, maka akan memperoleh cobaan dari Allah berupa murung cita, kegoncangan, dan kesusahan. Ujian itu mungkin berupa surutnya rezeki sehingga hatinya ragu dan susah, dan ujian murung cita itu menetap dalam hatinya sehingga apapun yang dihadapinya selalu dihantui oleh perasaan susah dan goncang, hatinya tidak tenang, perasaannya selalu pesimis dan selalu dihantui perasaan kurang, kurang baik, kurang banyak, kurang cantik, kurang sempurna, dimana perasaan goncang menyerupai itu alasannya yaitu malas bersedekah dan sedikitnya melaksanakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.
32.) Sabda Nabi: “Barangsiapa hari-harinya sama berarti ia tertipu. Dan barangsiapa hari kemarin lebih baik daripada hari ini berarti ia tertutup dari rahmat.” (Al-Hadits)
33.) Tobat itu landasan iman, penekunannya terletak dalam berdzikir dan taat kepada-Nya. Jika ditekuni pasti dzikir itu menjadi obat jiwa. Bertobatlah dengan mulut iman, pasti membawa keberuntungan. Jadikanlah kepercayaan sebagai pedangmu saat tiba ujian Allah.
34.) Bertobatlah kepada Allah, janganlah kau bersedekah baik kecuali untuk-Nya, jangan kau tujukan kepada dunia atau kepada akhirat. Jadilah kau menyerupai orang yang berhasrat kepada-Nya semata, berikan hak ketuhanan-Nya. Dia harus kau sembah. Janganlah kau bersedekah untuk mencari pujian, rezekimu itu tidak bertambah atau berkurang, alasannya yaitu sesuatu yang telah diputuskan untukmu itu pasti datang, baik yang berupa kebaikan atau keburukan. Persempitlah kerakusanmu dan jadikanlah maut sebagai titik pandangmu semoga kau tidak terlalu menyimpang jauh dari kebenaran.
35.) Wahai hamba Allah, sibukkanlah dirimu untuk membantu orang-orang yang terjepit, orang-orang yang teraniaya. Berikanlah waktumu kepada orang-orang fakir miskin yang terpedaya, alasannya yaitu jikalau waktumu tersita untuk menolong hamba-hamba Allah, yaitu sama halnya kau menolong Allah Azza wa Jalla.
36.) Tinggalkanlah berbesar diri di hadapan Allah atau terhadap sesamamu, alasannya yaitu perbuatan itu termasuk diantara sifat orang sombong yang muka mereka akan diasah oleh Allah dengan api jahanam. Termasuk orang sombong pula jikalau kau murka kepada-Nya. Seperti halnya jikalau kau mendengar bunyi adzan tetapi tidak menjawabnya, tidak bersegera mengerjakan sholat maka berarti kau telah berlaku sombong kepada Allah. Dan bila insan berbuat aniaya terhadap sesamanya berarti ia telah berbuat sombong di hadapan-Nya.
37.) Janganlah kau menganggap dirimu lebih berharga, lebih mulia, lebih terhormat, lebih kuat, lebih gagah, dan lebih bakir daripada orang lain. Karena, sifat demikian yaitu kesombongan dimana alasannya yaitu memiliki sifat serba merasa lebih inilah hasilnya menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. “Sombong yaitu menolak kebenaran dan menghinakan orang lain”. (Al-Hadits)
38.) Dilihat dari sasarannya, ada 3 macam sombong :
a. Sombong kepada Allah, dalam arti tidak memperhatikan sama sekali ancaman-ancaman Allah, syariat Allah dianggap suatu hal yang remeh, dan tidak mau mengamalkannya. Kalau insan sudah bersifat menyerupai itu, maka tidak tertutup kemungkinan timbul dalam jiwanya sifat jahat, tidak peduli lagi terhadap aturan-aturan yang berlaku.
b. Sombong kepada Rasulullah saw., yaitu tidak mengindahkan sama sekali aturan-aturan Rasulullah saw., bahkan Rasulullah saw. dianggap sebagaimana insan biasa yang tak perlu diperhatikan ucapannya. Dan hadits-hadits Rasulullah saw. dianggapnya menyerupai omongan insan yang tidak mengandung pesan yang tersirat dan pelajaran bagi manusia. Ia lebih mementingkan pikirannya daripada ucapan Rasulullah saw.
c. Sombong terhadap sesama manusia, yaitu orang lain dianggap hina dan rendah, tidak perlu dihormati, dan bila perlu insan harus menghormat kepadanya. Akhirnya timbul rasa gembira terhadap dirinya sendiri, ingin dihormati, ingin diperhatikan, dan lain-lain sifat tercela tumbuh dalam jiwanya. Orang yang sombong tidak pantas bagi dirinya kecuali memperoleh siksa neraka.
39.) Wahai hamba Allah, carilah kedudukan di sisi Allah, impikanlah, dan jadikanlah kecenderunganmu untuk-Nya, tinggalkanlah mencari dunia alasannya yaitu hal itu tidak akan memberi kepuasan, alasannya yaitu selain Allah tidak akan pernah memuaskanmu. Oleh alasannya yaitu itu, rapatkan dirimu dengan-Nya, alasannya yaitu dengan cara itulah kau akan bisa memuaskan hatimu, dan jikalau berhasil tentu bisa mencapai kecukupan dunia akhirat. Butuhkan dirimu hanya kepada-Nya, carilah Dia yang mencintaimu, cintailah Dia yang mencintaimu, dan sibukkan dirimu bersama-Nya semoga kau termasuk orang-orang yang selalu mencintai-Nya dan dicintai-Nya.
Wallahu A’lam
Sumber: Buku Wejangan Syekh Abdul Qodir Jaelani
0 komentar:
Post a Comment