Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami), yang menghimpun eks pelajar dan mahasiswa Suriah asal Indonesia pada tanggal 9-11 Maret 2018 menggelar silaturrahim nasional (Silatnas) ke-6. Kegiatan yang dilaksanakan di hotel al-Munawwarah Asrama Haji Kota Medan, Sumatera Utara ini diikuti oleh 250 alumni Suriah dari seluruh Indonesia dengan membahas isu-isu strategis keagamaan (diniyah), kebangsaan (wataniyah), dan kemanusiaan (insaniyah).
Berikut ini yaitu rekomendasi Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami) yang dirumuskan pada Silatnas VI di Medan 2018:
REKOMENDASI SILATNAS VI
IKATAN ALUMNI SYAM INDONESIA (ALSYAMI)
MEDAN, 9-11 MARET 2018
1. Mengajak tokoh-tokoh agama, utamanya yang pernah berguru di Timur Tengah, untuk meningkatkan dan mengokohkan gerakan moderasi agama yang rahmatan lil ‘alamin, dan secara bahu-membahu memerangi pemikiran ekstrem dan radikal, termasuk segala tindak kriminal berbungkus atau mengatasnamakan agama, terutama ujaran kebencian dan hasutan melaksanakan kekerasan, yang mengkhianati nilai-nilai luhur keagamaan dan kemanusiaan.
2. Menyerukan kepada masyarakat untuk selektif menentukan guru atau mempersepsi ulama/ustadz dan bersikap hati-hati dalam mendapatkan informasi keagamaan yang bersumber dari media sosial/internet. Karena pembelajaran agama yang tepat yaitu yang didapat dari guru yang bersanad secara talaqi, dan informasi keagamaan harus merujuk sumber-sumber yang otoritatif dengan memperhatikan konteks kultural masyarakat setempat.
3. Menyarankan ormas-ormas Islam untuk memperkuat jejaring Islam wasati (moderat) yang merupakan jalan al-sawad al-a’zam (mayoritas) umat Islam dunia, memperhatikan perkembangan aliran keagamaan dan menyebarkan sistem respon dini terhadap ideologi aliran keagamaan yang membahayakan akidah, persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Meminta kepada pemerintah untuk bersikap tegas mengatasi masalah radikalisme dan tidak tunduk kepada tekanan kelompok radikal. Karena itu diharapkan langkah yang komprehensif, termasuk dengan memperkuat payung aturan penanganan radikalisme-terorisme, dengan tetap mengedepankan pendekatan kemanusiaan.
5. Menghimbau praktisi politik untuk berhenti memakai sentimen agama dalam pertarungan politik praktis, alasannya yaitu dampaknya yang amat destruktif dan sanggup mengoyak kelangsungan hidup bangsa.
6. Meminta kepada pemerintah untuk proaktif dalam menyikapi dinamika geopolitik negara-negara lebih banyak didominasi muslim, terutama krisis Yaman, selain Palestina, Rohingya, dan Suriah. Selain itu juga, mendukung Arab Saudi untuk kembali ke Islam moderat dan mengajaknya berhubungan mewujudkan obrolan yang sehat dengan bintang film negara regional untuk perdamaian dan harmoni Timur Tengah.
7. Mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan menyalurkan bantuan ke forum yang mengaku akan menyalurkannya kepada masyarakat tertimpa krisis atau konflik. Teliti kredibilitas, reputasi dan mekanisme penyalurannya. Penyaluran bantuan ke forum yang salah hanya akan menguntungkan forum akseptor dan berpotensi menjadi sumber pendanaan konflik.
8. Memfasilitasi penyaluran pertolongan kemanusiaan ke Suriah melalui kemitraan dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Damaskus dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus Suriah, di bawah koordinasi sdr. Ade Widodo (+6287873661717).
9. Menegaskan posisi Alsyami sebagai kawan strategis pemerintah dalam membangun dan merawat umat dan bangsa.
Medan, 11 Maret 2018
Ttd.
Pengurus Pusat
Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami)
Narahubung : +6281938299525
