Melestarikan Maulid Nabi, Mengukuhkan Nkri

 Tidak ada keraguan lagi bahwa mengikuti Nabi ialah aliran yang prinsip dalam Islam Melestarikan Maulid Nabi, Mengukuhkan NKRI

Tidak ada keraguan lagi bahwa mengikuti Nabi ialah aliran yang prinsip dalam Islam. Tidak mengikuti Nabi berarti keluar dari Islam. Mengikuti Nabi sudah niscaya menyayangi Nabi dengan segala cara perwujudannya.

Maulid Nabi ialah cara perwujudan menyayangi Nabi. Memuji dan mengagungkan orang yang dicintai merupakan prinsip utama dalam cinta. Karena tanda atau bukti ada perasaan cinta tentu seringnya menyembut nama dan memuji orang yang dicintai. Shalawat, inilah ungkapan cinta yang terindah untuk disampaikan kepada Nabi.

Selain itu, maulid Nabi juga mengisahkan ihwal sejarah Nabi. Lagi-lagi ihwal cinta, orang yang menyayangi tentu dan niscaya sering kali membicarakan ihwal keindahan dan kebaikan sosok yang dicintainya. Inilah yang terjadi dalam maulid Nabi, umat Islam ingin mengetahui ihwal dongeng sejarah orang yang dicintainya.

Ketika ungkapan cinta melalui lantunan shalawat dilengkapi dengan dongeng keteladanan Nabi yang lembut dan penuh kasih sayang, sungguh terasa betapa Nabi penuh cinta dalam setiap detik kehidupannya. Tak pernah ada rasa benci yang membuncah yang berakibat ada yang merasa terasakiti. Inilah pola Nabi yang wajib kita ikuti, penuh cinta dalam setiap hembusan nafasnya. Maka, sampaikan dakwah Nabi dengan hujjah dan dasar cinta.

Maulid Nabi merupakan kesempatan mulia untuk mengungkapkan cinta pada Nabi, menuturkan sejarah keteladanan yang penuh dengan kelembutan dan keharmonisan, serta menjelaskan ihwal ajarannya yang berprinsipkan cinta dan kasih sayang. Maka, maulid Nabi sangat penting dan harus dilestarikan.

Hubungan maulid Nabi dan NKRI sangat erat. Salah satu pesan yang tersirat dan manfaat yang konkret dalam aktivitas maulid Nabi ialah berkumpul dan bersatunya masyarakat dalam satu daerah aktivitas atau pengajian maulid Nabi. Hal ini sudah menjadi tradisi bahwa setiap melakukan maulid Nabi, kita umat Islam berkumpul bersama dan niscaya bersatu padu dalam satu tempat. Di sinilah pengamalan dari NKRI, yaitu Kesatuan.

Kemudian, dalam aktivitas maulid masyarakat yang berkumpul akan melantunkan shalawat dalam ungkapan satu cinta kepada Nabi. Dengan shalawat, perasaan dari sekian juta umat menjadi satu ungkapan cinta kepada Nabinya. Artinya, dikala sekian juta umat sudah setuju dalam satu cinta, maka tidak dapat digoyahkan  dan dipecah-belakan lagi oleh siapapun. Inilah bekerjsama asalan mengapa ada sekelompok yang mengaku Islam tetapi ingin merusak maulid Nabi. Karena mereka inilah yang ingin merusak NKRI dengan cara membid’ahkan amaliyah yang menyatukan umat Islam di NKRI.

Dan, yang paling penting lagi ialah isi pengajian maulid Nabi, yaitu ihwal sejarah Nabi yang perilaku dan kpribadiannya penuh dengan kelembutan dan kasih sayang kepada siapapun, bahkan kepada orang yang berbeda keyakinan.  Selain sejarah, juga ihwal aliran yang dibawa Nabi ialah aliran yang sama sekali tidak ada pemaksaan dan kebencian, justru aliran yang memancarkan rahmat bagi seluruh alam.

Dari sejarah dan aliran menyerupai inilah yang selalu disampaikan dalam pengajian maulid Nabi semenjak pertama kali Islam hadir di Nusantara oleh para pejuang Islam yang lembut hatinya menyerupai Nabi. Sehingga, Islam menjadi besar di Negara ini alasannya para juru dakwah Islam yang benar-benar memberikan Islam dengan penuh kasih sayang, salah satunya dengan pengajian maulid Nabi.

Maka, melestarikan maulid Nabi ialah cara untuk menguatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena dengan maulid Nabi, masyarakat Indonesia berkumpul dan bersatu dalam satu ungkapan cinta melalui shalawat. Dan, dari pengajian maulid Nabi, umat Islam di Negara ini menjadi satu paham bahwa aliran Islam berprinsipkan toleransi, perdamaian dan kasih sayang.

LTNNU Bali
20 November 2018 | 12 Rabi’ul Awal 1440

0 komentar:

Post a Comment