Kisah Seorang Budak Yang Tidak Ingin Jauh Dari Nabi

Dialah Tsauban. Salah satu budak atau pelayan Rasulullah. Tsauban merupakan seorang penduduk Yaman yang menjadi tawanan ketika terjadi perang di zaman Jahiliyah. Rasulullah membelinya dan kemudian membebaskan. Tsauban tidak mau kembali ke Yaman, ia menentukan untuk tinggal dan melayani Rasulullah. Iya, Rasulullah memang mempunyai banyak budak, tapi di kemudian hari semuanya dibebaskan.  

Sama ibarat budak atau pelayan Rasulullah –mungkin lebih, Tsauban sangat mengasihi dan menyayangi majikannya itu. Bahkan, Tsauban tidak mau jauh atau berpisah dari Rasulullah. Ia selalu mengusahakan diri supaya sanggup selalu mendampingi Rasulullah. Kapanpun dan dimanapun. Di rumah maupun di perjalanan.

Jika Rasulullah ada kiprah di luar. Tsauban begitu gelisah. Ia galau alasannya ialah tidak sanggup menatap wajah Rasulullah. Maka ketika Rasulullah kembali ke rumah, Tsauban pribadi menatap wajah majikannya itu. Ia besar hati manakala bersahabat dengan Rasulullah. Dan dia duka ketika Rasulullah tidak ada di dekatnya.

Merujuk buku Bilik-bilik Cinta Muhammad (Nizar Abazhah, 2018), suatu hari Rasulullah mendapati Tsauban bersedih. Padahal pada ketika itu Tsauban tidak sakit dan sedang bersama dengan majikannya, sumber kebahagiaannya. Rasulullan lantas bertanya kepada Tsauban perihal mengapa dia bersedih. 

“Kalau teringat akhirat, saya takut tak sanggup melihatmu lagi. Sebab, engkau akan diangkat ke nirwana tertinggi bersama para nabi. Lalu, mana tempatku dibandingkan tempatmu? Mana peringkatku dibandingkan peringkatmu?” jawab Tsauban.  

“Dan, kalau saya tidak masuk surga, pasti saya tidak sanggup melihatmu lagi selamanya,” tambahnya.  

Begitulah cinta Tsauban kepada Rasulullah, sangat besar. Hingga ia hingga kepikiran perihal kebersamaannya dengan Rasulullah di alam abadi kelak. Apakah dirinya sanggup bersama Rasulullah atau tidak.



Rasulullah terharu dengan balasan Tsauban tersebut. ia juga menjadi kasihan dengan pelayannya itu. Namun tak usang sehabis itu turun wahyu kepada Rasulullah, yaitu Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 69. Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa siapapun yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan gotong royong dengan orang yang dianugerahi Allah, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada’ dan orang-orang shaleh. 

Ayat tersebut seolah menjawab kesedihan Tsauban yang takut tidak sanggup bertemu dengan Rasulullah, orang yang sangat dicintainya, di alam abadi kelak.

Wallahu A’lam


Sumber: Situs PBNU

0 komentar:

Post a Comment