Showing posts with label Rumah Tangga. Show all posts
Showing posts with label Rumah Tangga. Show all posts
Siap menerima Lamaran Pernikahan, Amalkan ini agar SaMaWa



Menikahlah dengan niat ibadah. Menikahlah untuk menjalankan sunnah Nabi. Menikahlah untuk menjaga diri dari dosa dan maksiat.

Namun, jangan asal menikah. Jangan langsung menerima lamaran yang datang tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu. Bahkan salah satu istri Nabi Muhammad pun ada yang meminta jeda untuk memutuskan, apakah ia menerima lamaran Rasulullah atau tidak.

Karenanya, lakukan hal ini sebelum memutuskan untuk menerima lamaran.
[favorit]
Zaid bin Haritsah bercerai dengan Zainab binti Jahsy. Setelah habis masa ‘iddahnya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan Zaid bin Haritsah untuk mendatangi mantan istrinya itu. Rupanya, Zaid diperintahkan untuk membawa lamaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Sesampainya di rumah Zainab, Zaid menyampaikan amanah yang dibawanya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Kemudian, Zainab mengatakan, “Aku tidak akan berbuat apa-apa sampai aku meminta petunjuk Rabbku.” Setelah itu, Zainab bergegas untuk mendirikan shalat, meminta petunjuk kepada Allah Ta’ala.

Mengomentari hal ini, Dr. Thal’at Muhammad ‘Afifi Salimi mengatakan, “Ini adalah dalil antusiasme shahabiyah terhadap shalat istikharah yang mereka pelajari dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebagaimana halnya mereka belajar setiap surat dari al-Qur’an.”

Inilah amalan utama itu. Sebuah bentuk perasaan butuh dan pengakuan akan kelemahan diri kepada Allah Ta’ala Yang Mahakuat. 

Sebab, Dia Maha Mengetahui, sedangkan manusia sama sekali bodoh dan amat terbatas pengetahuannya. Bahkan, manusia tak kuasa untuk menentukan bagaimana kelangsungan hidupnya dalam sekejap masa yang akan datang.

Dengan meminta petunjuk kepada Allah Ta’ala, maka keraguan akan sirna, dan keyakinan akan terus bertambah. 

Karenanya, jalan untuk mewujudkan dan mengarungi kehidupan setelah pernikahan pun akan semakin dimudahkan oleh-Nya. Sebab, kehidupan setelah pernikahan dipenuhi ujian dan godaan yang berat, sukar, dan penuh tipu daya.


Karenanya pula, menikah diganjari pahala yang agung. Dan, setan laknatullah akan senantiasa melakukan berbagai macam tipu daya agar seorang manusia urung menikah, berlambat-lambat tanpa alasan yang syar’i, bahkan setan akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk memisahkan pasangan yang telah sah menikah. Ya, cerai adalah proyek besar iblis laknatullah ‘alaihim.

Sumber : https://muslimasholeha.blogspot.my

Kaya Harta bukan berarti Allah Ridha terhadapnya

Banyaknya harta pada seseorang itu bukan sekali-kali menunjukkan atas keredhaan Allah swt kepada pemiliknya. Al Quran menetapkan bahawasanya keimanan yang benar, amal perbuatan yang soleh itulah yang dapat mendekatkan diri seseorang kepada Allah swt. Lihat Firman Allah swt :

"Orang-orang yang ingkar pada kebenaran itu sama baerkata: "Kita semua adalah lebih banyak daripada kamu semua dalam hal memiliki harta dan anak, jua kita semua ini tidak akan disiksa oleh siapa pun, yakni oleh Tuhan dan lain-lain.

Katakanlah kepada mereka itu: " Sesungguhnya tuhanku itu melapangkan rezeki kepada sesiapa saja yang dikehendaki olehNya dan menyempitkan rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya, tetapi kebanyakan manusia itu tidak mengetahui perihal kedudkan rezeki itu.

Kekayaan harta yang kamu milik dan pula anak-anakmu semua itu tidaklah akan dapat mendekatkan kamu semua kepda Kami (Allah), melainkan orang yang beriman dan beramal soleh, mereka itulah yang memeproleh balasan berlipat ganda dengan sebab amal perbuatan baiknya. Mereka akan menempati tempat yang tinggi dalam keadaan aman sentosa".

-(Surah Saba: 35-37)


Allah menerangkan bahawsanya harta dunia adalah sebahagian dari kesenagan duniawi yang akan habisnya alam dunia ini, sedangkan segala sesuatu yang hak serta benar dan amnal kebaikan adalah kekal abadi serta tidak akan ada lenyapnya sampai bila-bila pun.

Sumber : http://tazkirahawam.blogspot.my





Laki-laki mana yang tidak suka dengan wanita berhati lembut, baik, dan sholehah. Pastinya mereka mengidam-idamkan wanita sholehah untuk dijadikan istri. Menjadi istri yang senantiasa menarik bagi suaminya haruslah diketahui dan dipelajari setiap istri karena hal ini merupakan kewajiban. Simaklah artikel di bawah ini untuk mengetahui cara menjadi istri yang selalu menarik bagi suaminya.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh istri agar menarik bagi suami, yaitu:

1. Menyambut kedatangan suami dengan senyuman
Tanggung jawab suami adalah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Oleh karena itu, mereka bekerja banting tulang untuk mendapatkan uang. Hal inilah yang membuat mereka lelah ketika pulang dari pekerjaannya. Sesampainya di rumah, seorang istri harus menyambut kedatangan suami dengan senyuman yang tulus. Secantik apapun seseorang, tidak akan menyejukkan hati suami jika ia tidak tersenyum di hadapan suami. Ketulusan senyum membuat lelah suami berkurang karena ia merasa senang melihat istrinya itu. Cara menjadi istri idaman suami dapat dilakukan dengan hal ini.

2. Merendahkan suara di hadapan suami
Suami adalah kepala keluarga yang harus dihormati oleh sang istri. Bahkan Allah memerintahkan kepada istri untuk merendahkan suaranya ketika di depan suami. Meskipun sedang dalam keadaan marah sekalipun, seorang istri juga harus membicarakannya dengan lembut agar permasalahan tidak semakin besar karena emosi suami yang terpancing. Selain itu, dengan berbicara lemah lembut kepada suami maka mencerminkan rasa hormat kita pada suami. Inilah istri idaman banyak laki-laki.

3. Memperhatikan keindahan dan kebersihan tubuh
Pastinya kita selalu ingin melihat suami dengan tampilan rapi dan bersih. Begitu juga dengan suami yang menginginkan istrinya berpenampilan demikian. Tanggung jawab sebagai seorang istri adalah mengerjakan pekerjaan rumah, seperti memasak, mencuci, ngepel, dan masih banyak lagi. Meskipun demikian, seharusnya tanggung jawab itu tidak menghalangi kita untuk melakukan tanggung jawab lainnya, yakni membuat suami bahagia dengan berpenampilan cantik. Namun, kita juga tidak harus menghambur-hamburkan uang hanya untuk melakukan perawatan. Masih banyak perawatan yang bisa kita lakukan tanpa menghabiskan banyak uang. Hal ini dilakukan agar tubuh kita enak dipandang oleh suami sehingga suami betah di rumah.

4. Terampil dalam mengelola keuangan dalam keluarga
Cara lainnya adalah istri harus bisa mengatur keuangan keluaraga dengan sebaik mungkin. Suami sudah bekerja keras untuk mendapatkan uang. Jadi, kita harus pandai-pandai menggunakan uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan suami. kebutuhan harus lebih diutamakan daripada keinginan.

5. Membuktikan kemampuan dalam mengurus rumah
Rumah merupakan tempat dimana kita tinggal. Setelah suami bekerja di luar maka ia akan menghabiskan waktunya di rumah. Oleh karena itu, rumah harus bersih dan indah agar suami betah untuk tinggal di rumah. Hal ini merupakan kewajiban istri untuk mengurusi pekerjaan rumah, seperti meyapu, mengepel, atau pekerjaan bersih-bersih lainnya. Selain itu, membuatkan suami makanan kesukaannya juga menjadi cara belajar menjadi istri yang sholehah. Dengan cara ini, suami akan sering-sering di rumah sehingga hubungan suami istri dapat terjalin dengan baik dan harmonis.

Sebagai seorang istri, kita harus tahu apa hak dan kewajiban kita terhadap suami. Hal ini bisa dipelajari dari Al-Qur’an ataupun contoh dari wanita sholehah zaman Rasulullah. Apabila kita menginginkan pernikahan yang bahagia, maka kita harus melakukan kewajiban itu dengan baik.

Sumber : http://www.perindusurga.com





Suatu ketika Abu Thalhah ra shalat di kebunnya. Tiba-tiba seekor burung terbang di antara pepohonan. Burung itu terbang kesana kemari. Lalu masuk ke dalam rerimbunan daun yang lebat dan terjebak disana. 

Melihat hal ini perhatian Abu Thalhah ra terarah pada tingkah laku burung tersebut sehingga ia lupa jumlah rakaat yang telah ia lakukan. Ia sangat kesal atas hal ini. Ia sadar karena kebunnyalah ia menjadi lalai dalam shalatnya. Dan bagi Abu Thalhah itu merupakan musibah baginya.

Seusai shalat, ia langsung menjumpai Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan semua kejadian tersebut. Lalu ia berkata, “ Ya Rasulullah, kebunku ini telah menyebabkan saya lalai dalam shalat. Oleh karena itu saya sedekahkan kebun ini fi sabilillah. Gunakanlah sekehendakmu.”

Peristiwa semacam ini juga pernah terjadi pada masa Khalifah Ustman ra. Ketika seorang anshar sedang shalat di kebun kurmanya, matanya terus memandang ke arah kurma yang sedang berbuah lebat. Hatinya senang karena panennya akan bagus. Perhatiannya kepada kurma tersebut menyebabkan ia lupa jumlah rakaat yang telah dilakukannya. 
Hatinya menjadi sedih. Ia sadar bahwa karena kebunnyalah ia ditimpa musibah dalam shalatnya.

Ia segera menemui Khalifah Ustman ra. dan berkata, “Ya Amirul Mu’minin, saya infakkan kebun ini fi sabilillah. Gunakan sekehendakmu.” Kebun itu akhirnya dijual seharga 50 ribu dirham, dan hasilnya digunakan fi sabilillah. ( Himpunan Fadhilah Amal : 70)

Sungguh luar biasa para sahabat menjaga kualitas shalat mereka. Hal ini dikarenakan kesadaran yang sempurna akan hakikat shalat. Begitu pentingnya shalat sehingga shalat disebutkan pada urutan kedua setelah iman.

Mari kita mengingat hadis Nabi saw dari Abu Hurairah ra, “Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika baik shalatnya maka ia akan beruntung dan selamat. Dan jika buruk shalatnya maka ia akan merugi. Jika ditemui ada kekurangan pada shalat fardhunya maka Rabb (Allah SWT) akan berkata (kepada malaikat), ”Lihatlah apakah hambaKu memiliki amalan shalat sunah?” Maka kekurangan shalat fardhu akan disempurnakan dengan shalat-shalat sunah. Kemudian amal-amal lainnya akan dihisab seperti itu. (Tirmidzi)

Coba perhatikan shalat kita. Tidak terhitung berapa kali kita lupa rakaat dalam shalat. Alih-alih bersedih dengan “lupa rakaat” shalat, seringkali kita justru menunda shalat karena urusan dunia. Atau bahkan meninggalkan shalat. Astaghfirullahal ‘adzim. Kita merasa terlalu sibuk sehingga shalat kita terabaikan. Padahal shalatlah yang pertama kali akan dihitung pada hari kiamat.

Dalam konteks berharganya shalat, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barang siapa yang terlepas satu shalatnya, seolah-olah ia telah kehilangan seluruh keluarga dan hartanya. (Ibnu Hibban-At Targhib).  

Kedua kisah diatas selayaknya menyentil hati kita. Mari memperbaiki Shalat. Sholat tidak lagi dikerjakan ketika ”sempat”. Melainkan menjadi amalan utama yang harus paling kita perhatikan.

Bagi yang sudah menjalankan shalat lima waktu, mari kita perbaiki lagi dengan menjaga shalat di awal waktu. Kemudian kita tingkatkan lagi dengan shalat sunah dan amalan ibadah lain. 

Dengan demikian peran shalat dalam mencegah kemunkaran dapat menjadi nyata dalam kehidupan kita. “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar.” (QS. Al-Ankabut : 45) Dalam skala yang lebih luas, Shalat dapat memperbaiki moral bangsa yang kian terpuruk. Wallahua’lam

Sumber : http://www.republika.co.id