1.) “Barangsiapa dibukakan pintu kebajikan baginya, maka hendaklah dia mencapai peluang itu, sebab tidak diketahui kapan pintu itu ditutup baginya”. (Al-Hadits)
Wahai manusia, capailah dan peliharalah pintu hidup selagi masih terbuka. Mungkin dalam waktu akrab ini akan tertutup kembali dengan tercabutnya rohmu dari kerongkonganmu. Peliharalah tingkah lakumu yang baik selagi kau masih bisa melakukannya. Peliharalah pintu tobat, masuklah ke lorong-lorongnya selagi masih terbuka untukmu. Peliharalah pintu dosa sebab pintu itu selalu terbuka untukmu, dan peliharalah pintu ke temanmu yang baik, bahwasanya pintu itu masih terbuka untukmu.
Wahai hamba Allah, bangunlah dirimu dari sesuatu yang menggoncangkanmu, sucikanlah dirimu dari sesuatu yang mengotorimu, perbaikilah dirimu dari sesuatu yang merusakmu, jernihkan dirimu dari keruh kotormu, tahanlah dirimu dari kesenangan dunia yang kau ambil, kembalilah kepada Tuhanmu yang kau jadikan daerah pelarianmu.
Wahai hamba Allah, disana tiada apapun kecuali Zat Pencipta Azza wa Jalla. Maka, apabila kau telah merasa berada bersama Allah, berarti kau hamba-Nya. Dan kalau kau merasa berada bersama makhluk, maka berarti kau menjadi budak mereka. Bila kau mengetahui bahwa pemisahan terhadap Allah Yang Haq itu menjadi pemisah setiap perwujudan yang kau yakini, maka bahwasanya segala sesuatu dari makhluk itu ialah sebagai penghalang antara dirimu dengan Allah.
2.) Kebaikan itu tergantung dari pemberian-Nya, sedang keburukan terletak sebab mengingkari-Nya. Jika kau berusaha sebab Allah semata, maka kau akan akrab dengan Allah, dan Allah melihatmu sebagai jawaban untukmu.
Wahai hamba Allah, janganlah kau mencari ganti dalam bentuk hitungan. Carilah pemberi nikmat kepadamu, janganlah mencari nikmat. Jika kau mencari nikmat, maka nikmat itu tidak akan kau temukan selamanya, sebaliknya kalau kau mencari Pemberi nikmat, maka itulah suatu kenikmatan.
3.) Wahai hamba Allah, selamatkanlah jiwamu dari dunia dan akhirat, dan bebaskanlah jiwamu dari selain Allah, pasti rahmat akan berdatangan dari banyak sekali arah. Peliharalah Tuhanmu dari banyak sekali penjuru jiwamu, tentu kau akan selamat dari budi kancil iblis dan hawa nafsu. Sehingga: “Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka”. (QS. Al-Hijr: 42)
4.) Wahai hamba Allah, dimanakah kau letakkan rasa penghambaanmu kepada Allah Yang Haq?. Bawalah kemari rupa penghambaanmu yang benar, dan genggamlah rasa kecukupan dalam segala urusanmu. Kamu ialah hamba yang lari dari Tuhanmu. Kembalilah kepada-Nya, serahkanlah jiwa ragamu untuk Dia dan rendahkanlah dirimu di bawah perintah-Nya tanpa tawaran, terhadap larangan-Nya dengan menghentikan, terhadap ketentuan-Nya dengan sabar dan menerima. Bila hal ini telah kau sempurnakan dalam jiwamu, maka sempurnalah penghambaanmu, kemudian datanglah kecukupan untukmu dari Allah Azza wa Jalla.
5.) Wahai hamba Allah, kau diciptakan oleh Allah bukan untuk menciptakan kekacauan, bukan sekedar untuk permainan, bukan sekedar untuk makan, minum, tidur dan kawin. Ingatlah bahwa hatimu melangkah menuju Allah satu langkah, maka cinta-Nya melangkah menuju kau beberapa langkah.
6.) Wahai hamba Allah, apabila kau bersedia melayani-Nya kamupun akan dilayani-Nya, kalau kau berhenti Dia pun akan berhenti. Maka layanilah Allah Yang Haq, janganlah kau sibuk mengurusi harta benda dunia kemudian meninggalkan-Nya, atau sebab kau melayani pemimpin yang tidak bisa membawa mudharat dan manfaat. Mana bisa mereka memberimu?. Apakah mereka itu bisa memberimu apa yang tidak dibagi untukmu, atau memilih pembagian sesuatu yang tidak dibagikan oleh Allah kepada kamu?. Tak ada yang perlu diistimewakan untuk mereka. Apabila kau beropini bahwa dukungan mereka itu mendahului ketentuan-Nya, maka kafirlah kamu. Bukankah telah diketahui bahwa mereka itu bukan pemberi, bukan penolak, bukan pencelaka, bukan yang Qadim, dan bukan Yang Akhir kecuali hanya Allah Yang Haq. Jika kau berkata bahwa kau mengetahui hal itu, maka Bagaimana kau tahu sedangkan kau mendahulukan selain Dia?.
7.) Wahai manusia, barangsiapa yang meninggalkan pintu Allah Yang Haq, tentu menuju pintu manusia. Barangsiapa yang menyia-nyiakan jalan Allah dan naungan-Nya, tentu tunduk di jalan makhluk dan berlindung di sana. Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikannya, tentu pintu-pintu yang menuju makhluk ditutup bagi dirinya, dukungan mereka diputus untuknya, sehingga semua yang dari makhluk itu tidak mempunyai kegunaan bagi dirinya.
8.) Wahai hamba Allah, janganlah kau berputus asa dari rahmat Allah dan janganlah kau selalu mengerjakan perbuatan maksiat yang menjadikan dosa besar, sucikan busana agamamu dari najis dengan air tobat, tetap bersama-Nya dan nrimo disamping-Nya. Ketahuilah bahwa semua yang terjadi pada dirimu (yang bukan penyakit yang menimpa dirimu), semua itu datangnya dari Allah. Karena itu kembalilah kepada Allah dengan sepenuh hati.
9.) Wahai hamba Allah, peliharalah nrimo dalam beramal, luruskan pandanganmu dan perhatikan amalmu. Beramallah kau sebab Allah, jangan sebab nikmat-Nya. Jadilah kau menyerupai orang yang mencari ridha-Nya semata. Carilah keridhaan-Nya hingga Dia memberimu. Apabila Allah memberimu berarti kenikmatan dunia dan alam abadi kau peroleh. Di dunia bisa akrab dengan Allah, di alam abadi bisa melihat Allah dan memperoleh jawaban sebagaimana yang Dia janjikan. Di dunia kau sanggup mengenal-Nya melalui mata hatimu, sehingga jiwamu tenang, aman, sejuk, tidak susah, dan merasa cukup terhadap ketentuan-Nya yang ada padamu. Dan di alam abadi kau sanggup melihat melalui mata kepalamu.
10.) Wahai hamba Allah, yang dinamakan takut kepada Allah itu bukanlah takut kepada siksa-siksa-Nya, tetapi takut kepada Allah ialah merasa bahwa Allah selalu mengawasi segala perbuatan baik dan buruk, sehingga seseorang tidak berani dan takut melaksanakan kemaksiatan kemudian tunduk dan patuh terhadap syariat-Nya.
11.) Wahai hamba Allah, makanlah dan minumlah dengan masakan dan minuman yang diridhai Allah, dan perangilah hawa nafsumu jangan hingga kau hanyut terbawa oleh kemauan hawa nafsu. Ketahuilah bahwa di langit dan bumi tiada penguasa selain Allah Azza wa Jalla. Tiada Tuhan dan tiada penenang kecuali hanya Dia, tiada penentu atau pemutus kecuali Dia, tiada penguasa atau penakluk kecuali hanya Dia, dan tiada yang perkasa selain Dia. Maka ketahuilah melalui mata hatimu dan batinmu bahwa Allah Azza wa Jalla ialah satu-satunya daerah harapanmu, bukan kepada yang lain.
12.) Sesungguhnya cobaan itu banyak tetapi penangkalnya hanya satu demikian juga penyakit itu banyak tetapi penyembuhnya cuma satu, yaitu Allah Ta’ala.
Wahai orang yang terkena penyakit jiwa, serahkanlah jiwamu kepada dokter, dan kau tak perlu berduka cita atas sesuatu yang dikehendaki padamu sebab Allah lebih penyantun kepadamu daripada dirimu sendiri. Jagalah dirimu di hadapan-Nya dan janganlah kau membelakangi-Nya, sebab kau sanggup melihat segala kebaikan dunia dan alam abadi hanya dari Dia semata.
13.) Cinta kepada Allah berdasarkan Imam Al-Ghazali ialah sebagai hasil dari ma’rifatullah. Oleh sebab itu, dia berkata: “Ketahuilah bahwa tajalli (memperoleh kenyataan) keagungan Allah membawa insan khauf (takut) kepada Allah, tajalli kecantikan dan keindahan Allah membawa insan kepada rindu, tajalli sifat Allah membawa insan kepada cinta, tajalli Zat Allah membawa insan kepada tauhid”.
14.) Sesungguhnya kau diciptakan hanyalah untuk menyembah Dia, sebab itu jangan mempermainkan. Jalinlah relasi dengan-Nya, jangan mempersibuk diri dengan yang lain, jangan mencintai-Nya merangkap makhluk. Jika kau menyayangi yang lain, cintailah atas dasar kasih sayang dan kelembutan. Kalau itu yang kau kehendaki, tidaklah mengapa. Tetapi kalau cintamu ke yang lain berdasar lubuk hati, janganlah kau lakukan sebab termasuk cinta batin, dan yang demikian itu tidak diperbolehkan.
15.) Apabila pertolongan itu telah tepat atasmu, maka datanglah dunia dan alam abadi menjadi pelayanmu tanpa paksa. Lintasilah pintu Tuhanmu dan tetaplah di sana. Jika kau tetap membisu tak bergeming dari pintu itu, maka Allah Yang Haq berafiliasi dengan jiwamu sehingga kau sanggup melihat lintasan-lintasan hawa nafsu, lintasan hati, dan lintasan iblis. Dikatakan untukmu : “Inilah lintasan yang benar, dan inilah lintasan yang batil”.
Ketahuilah, dari setiap bentuk ini menyimpan tanda yang bisa kau kenali. Bila kau telah hingga pada maqam ini, pasti lintasan Al-Haq tiba padamu, mendidikmu, menetapkan, mendudukkan, menggerakkan, menempatkan, memerintah, dan menegakkan kamu.
Wahai hamba Allah, janganlah kau mencari penambah dan pengurang, sebab setiap kepastian itu telah mencakup setiap individu. Tidak seorangpun diantara kau kecuali baginya punya manuskrip dan biografi penghitung.
Wallahu A’lam
Sumber: Buku Wejangan Syekh Abdul Qodir Jaelani
0 komentar:
Post a Comment