Showing posts with label Hikmah. Show all posts
Showing posts with label Hikmah. Show all posts
 Puasa merupakan ibadah ritual yang interpretasinya meliputi beberapa aspek urgen dalam ke Filosofi Huruf 'Shod' dalam Kata Ash-Shoumu (Puasa)

Puasa merupakan ibadah ritual yang interpretasinya meliputi beberapa aspek urgen dalam kehidupan yang terkombinasi dalam satu ibadah yang disebut puasa. Dan inilah keutamaan ibadah puasa dari yang lainnya. Kombinasi aspek bermacam-macam tersebut bisa kita tinjau dari filosofi abjad "shod" dari kata dasarnya asshoumu الصوم.

Tercatat ada 13 interpertasi puasa yang telah dilegitimasi oleh para pakar :

1. As Shobru (Kesabaran)
Dikatakan dalam sebuah hadits : "وهو شهر الصبر والصبر ثوابها الجنة " bulan ramadhan ialah bulan kesabaran dan kesabaran pahalanya surga". HR Baihaki

Psikiater terkemuka di tanah air, Prof. Dr. Dadang Hawari menegaskan, inti dari shaum yaitu pengendalian diri. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu, menambahkan, shaum bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga. “Yang paling penting ialah mengendalikan diri dari hal-hal yang dilarang,”

2. As Shidqu (Kejujuran)

Puasa menuntut setiap pelakunya untuk mengaplikasikan amaliyah dzohir dan batinnya dengan kejujuran. Sebab ini ialah suatu proses penyucian jiwa dari kotaran hati yang disebut bohong baik dalam tindakan maupun perkataan.

3. As Shomtu (Diam)
Rosululloh SAW bersabda : من صمت نجا "barangsiapa yang membisu maka beliau akan selamat" HR.Tirmidzi, Ahmad Dan Baihaki. Sebab membisu ialah rekanan dari puasa kalau seseorang berpuasa dari makan dan minum maka sedemikian juga kita harus “the obstinence of speech” memaksa diri untuk tidak bercakap-cakap Perkataan yang negatif, berbahaya dan merugikan ibarat memfitnah, berbohong, caci maki, berkata-kata porno, mengadu domba dan sebagainnya.

4. As Shohwah (Kejernihan jiwa dan Keterjagaan)

Suatu tindakan meninggalkan kebatilan, merefleksi kehidupan, sadar dari kelalaian kelaian yang telah dijalani diluar bulan ramadhan. Karena bulan ramadhan ialah animo segala bentuk keluhuran, ibadah, dan pertaubatan. Dan tidak menutup kemungkinan dengan adanya bulan ini setiap orang akan mengkoreksi perjalanannya masing masing.

5. As Shoud (Kebangkitan)
Setiap orang yang berpuasa sedang menjalani proses kebangkitan menuju keluhuran, kebangkitan dari segala jenis syahwat, kebangkitan kualitas social kemasyarakatan.

Prof KH Didin Hafidhuddin, mengungkapkan, tujuan utama shaum bulan Ramadhan ialah mencetak manusia-manusia yang bertakwa. Menurut dia, takwa ialah orang yang selalu berusaha meningkatkan kualitas diri, kualitas akhlak, kualitas pengetahuan, kualitas ibadahnya kepada Allah maupun juga kualitas kesalehan sosialnya.

6. As Shomud wa shomadiyah (Ketangguhan)
Menguji ketangguhan seseorang dalam menahan kesulitan pada segala kondisi baik panas maupun dingin, baik lapar maupun haus. semuanya harus dilalui sebagai asensi ibadah kita. Cukuplah menjadi teladan bagi kita bagaimana usaha rosululloh dan para sobat yang melakukan perang badar dalam kondisi berpuasa.

7. As Sholah (Sholat)
Sholat sangat dekat sekali dengan syiar ramadhan khususnya sholat tarowih. Dibulan ramadhan juga menormalkan fungsi masjid dengan banyaknya orang yang sholat berjamaah.


8. As Shilah (Silaturahmi)
Silaturrahmi disini ialah kinayah dari menyalurkan kebajikan pada sanak family, kerabat, serta mempererat relationship antar sesama.

Aristoteles menyampaikan bahwa insan adalah, Zoon Foliticon. Makhluk yang bermasyarakat, bersosialisasi, berinteraksi sosial. Dalam bersosialisasi insan akan selalu berinteraksi dengan manusia. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial. Interaksi sosial ialah hubungan sosial yang dinamis, yang menghubungkan antara orang perorang, antara kolompok-kolompok insan maupun perorangan dengan kolompok manusia. Salah satunya bisa kita tempuh melalui silaturahmi,

9. As Shoqlu (Konsentrasi dan Konsistensi)
Yaitu mengambil keputusan dan tindakan dengan tenang dan konsentrasi tidak tergesa gesa dan amarah. Serta berkonsentrasi dengan tujuan tujuan utama dalam kehidupan didunia. Dalam bahasa modern sanggup di pahami sebagai humanisasi, yaitu aktivitas pemberdayaan dan peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia yang seimbang

10. As Shofa (Kejernihan Hati)

Prof. Mahmud Syaltut, mengistilahkan puasa dengan "Asshoimu malakum fii shuratil insan) artinya: “malaikat dalam wujud manusia” yang bisa membuat dan mengisi ke kosongan jiwa dan kesehatan rohani.


11. As Shofhu wa As Shulhu (Memaafkan dan Berdamai)
Bulan ini ialah bulan penuh ampunan dari alloh. Sudah seyogyanya bagi kita untuk memaafkan sesama dan berdamai dari segala bentuk konflik kehidupan.


12. As Sihhah wa As Shounu ( kesehatan dan pencegahan)
Secara medis mempunyai banyak khasiat rosululloh s.a.w bersabda : صوموا تصحوا "berpuasalah maka kau akan sehat" HR tabrani. Pengobatan mutakhir pun sudah banyak melegitimasi secara ekspilisit kebenaran hadits ini, Seorang dokter arab berjulukan ibnu kaldah menyampaikan ; "المعدة بيت الداء والحمية رأس كل الدواء" percernaan ialah sumber segala penyakit dan pencegahan (puasa) sumber segala obat.

13. As Shodaqoh (Sedekah)
Bulan bulan ampunan identik dengan membuatkan kebahagiaan dengan orang faqir miskin melalui sedekah. Syiar ini sanggup dirasakan sesudah kita mencicipi bagaimana rasa lemas ketika menahan lapar dan dahaga ketika berpuasa sehingga menggerakkan hati kita untuk meringankan benan bagi mereka.

Demikianlah filosofi puasa ditinjau dari abjad shod dalam kata as-shoumu. agar bisa mengakibatkan pelajaran dalam menjalankan puasa pada kali ini.**
 Nasihat dan motivasi menjadi salah satu hal yang penting dalam upaya memperbaiki diri Kumpulan Kata Mutiara Islami, Mahfudzot Bahasa Arab dan Artinya

Nasihat dan motivasi menjadi salah satu hal yang penting dalam upaya memperbaiki diri. Nasihat-nasihat tersebut bisa tiba dengan aneka macam cara. Diantaranya yaitu dari kata-kata mutiara yang diucapkan.

Sering kali kita atau saudara kita membutuhkan kata-kata mutiara untuk dihafal dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh alasannya yaitu itu, kami bagikan kumpulan kata-kata mutiara islami dalam bahasa arab dan artinya dengan mengklasifikasikan beberapa tema di dalamnya. Berikut dibawah ini kami sajikan.

MERAIH KESUKSESAN

1. مَنْ جَدَّ وَجَدَ
Barang siapa bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil.

2. مَنْ سَارَ عَلَى الدَرْبِ وَصَلَ
Barang siapa berjalan pada relnya, maka ia akan sampai.

3. وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَعَبِ
Tiada kenikmatan kecuali sehabis bersusah payah.

4. مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
Barang siapa menanam, maka ia akan memetik.

5. الإِتِّحَادُ أَسَاسُ النَجَاحِ
Persatuan yaitu dasar keberhasilan.

6. مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اِسْتَعَدَّ
Siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan ia akan bersiap-siap.

7. إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ
Jika benar tekadnya maka akan terperinci perjalanannya.

8. اِجْهَدْ وَلَا تَكْسَلْ وَلَا تَكُ غَافِلًا  # فَنَدَامَةُ العُقْبَى لِمَنْ يَتَكَاسَلُ
Bersungguh-sungguhlah dan jangan malas dan jangan jadi lalai, alasannya yaitu penyesalan mendalam itu yaitu milik mereka yang bermalas-malasan.

9. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا
Semua pekerjaan harus dituntaskan.

10. مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى
Barang siapa yang berhati-hati maka ia akan mendapat apa yang ia impikan.

11. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَبًا
Tidak setiap yang berkilap itu yaitu emas.

12. العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلًا
Tindakan, menciptakan yang sulit menjadi mudah.

13. لَا تَكُنْ رَطْبًا فَتُعْصَرَ وَلَا يَابِسًا فَتُكَسَّرَ
Jangan kau lemah nanti kau diperas dan jangan keras nanti kau dipatahkan.


KESABARAN DAN KEJUJURAN

1. مَن صَبَرَ ظَفِرَ
Barang siapa bersabar, ia akan beruntung.

2. الصَبْرُ يُعِيْنُ عَلَى كُلِّ عَمَلٍ
Kesabaran membantu setiap pekerjaan.

3. رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ
Otak dari dosa yaitu kebohongan.

4. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ
Awal kemarahan yaitu kegilaan, dan karenanya yaitu penyesalan.

5. الحَسُوْدُ لَا يَسُوْدُ
Pendengki tak akan bahagia.

6. فِى التَّأَنِّى السَّلَامَةُ وَفِى العَجَلَةِ النَّدَامَةُ
Dalam kehati-hatian ada keselamatan dan dalam ketergesa-gesaan ada penyesalan.



ILMU DAN PENGETAHUAN

1. جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا
Coba dan perhatikan, maka kau akan jadi tahu.

2. اطْلَبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَحْدِ
Tuntutlah ilmu semenjak buaian hingga liang lahat.

3. خَيْرُ جَلِيْسٍ فىِ الزَمَانِ كِتَابٌ
Sebaik-baiknya teman duduk sepanjang waktu yaitu buku.

4. العَقْلُ السَلِيْمُ فىِ الجِسْمِ السَلِيْمِ
Pikiran yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat.

5. العِلْمُ فىِ الصِغَرِ كَالنَقْشِ عَلَى الحَجَرِ
Pengetahuan pada waktu kecil menyerupai lukisan di atas batu.

6. لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَاسُ كَالبَهَائِمِ 
Jika tak ada ilmu maka niscaya insan menyerupai binatang.

7. تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا
Belajarlah pada waktu kecil dan amalkan dikala kau besar.

8. العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَجَرِ بِلاَ ثَمَرٍ
Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah.

9. آفَةُ العِلْمِ النِّسْيَانُ
Bencana pengetahuan yaitu lupa.

10. اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
Tuntutlah ilmu itu walaupun ke negeri Cina.

11. تَرْكُ الجَوَابِ عَلَى الجَاهِلَ جَوَابٌ
Meninggalkan balasan untuk orang kurang cendekia yaitu jawabannya.

12. أَخِىْ لَنْ تَنَالُ العِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ  أُسْتَاذٍ وَ طُوْلُ زَمَانٍ
Saudaraku! Kamu tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam perkara, akan ku berikan perincian dengan terperinci :  Kecerdasan, Harta Benda, Ketamakan, Mempergauli Ustadz Kesungguhan  Waktu yang panjang.

13. هَلَكَ اِمْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ
Hancurlah seseorang yang tidak mengetahui kemampuannya.


MENGHARGAI WAKTU

1. بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
Telur hari ini lebih baik dari ayam  besok hari.

2. الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَهَبِ
Waktu itu lebih berharga daripada emas.

3. لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ التِى مَضَتْ
Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.

4. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ
Mengatur pekerjaan akan menghemat setengah waktu.

5. لَا تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلَى الغَدِ مَاتَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ
Jangan tunda pekerjaanmu hingga besok, apa yang sanggup kau kerjakan hari ini.


MENJAGA LISAN

1. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
Barang siapa yang bagus tutur katanya banyak sahabatnya.

2. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الْكَاَةمُ
Jika tepat nalar seseorang maka sedikit bicaranya.

3. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
Katakanlah yang benar meskipun pahit.

4. عَثْرَةُ القَدَمِ اَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ
Terpelesetnya kaki lebih kondusif dari terpelesetnya lidah.

5. خَيْرُ التكَلمِ مَا قَلَّ وَدَلَّ
Sebaik-baik kata yaitu yang ringkas dan mengena.

6. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ يَكْفِيْهِ بِالإِشَارَةِ
Budak itu dipukul dengan tongkat sedangkan orang yang merdeka itu cukup dengan isyarat.

7. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلَا تَنْظُرْ مَنْ قَالَ
Perhatikan apa yang dikatakan dan jangan perhatikan siapa yang mengatakan.

8. الكَاَِمُ يَنْفُذُ مَا لَا تَنْفُذُهُ الإِبَرُ
Perkataan itu menembus apa yang tak ditembus oleh jarum.

9. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
Setiap daerah ada kata-katanya (yang cocok) dan setiap kata-kata ada tempatnya (yang cocok).

10. دَاوُوا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ
Obatilah kemarahan itu dengan diam.

Demikian kata-kata mutiara islami dalam bahasa arab dan terjemahnya untuk menjadi mahfudzot (hapalan) dan diamalkan dalam kehiduan sehari-hari.
Pernah terjadi kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan keluarganya rasa lapar, kemudian ia mengambil bulu domba dari orang Yahudi semoga ditenun bulu domba tersebut oleh siti Fathimah RA (untuk dijadikan kain wol) dengan imbalan 3 sho' gandum.

Pada hari pertama, Siti Fathimah menenun kain wol, kemudian ia menggiling 1 sho' gandum kemudian menjadikannya roti. Ketika mereka hendak makan roti tersebut, diketuk pintu rumah mereka oleh orang miskin, dan orang miskin itu berkata, "Asalamualaikum yaa ahlabaitin nubuwah, saya yaitu seorang miskin dari kalangan orang-orang miskin umatnya Nabi Muhammad SAW. Berilah sedikit masakan kepadaku karna Allah". Maka mereka memperlihatkan kepada orang miskin tersebut potongan-potongan roti yang hendak mereka makan.

Pada hari kedua, tiba kepada mereka anak yatim. Dan Yatim itu berkata, "Assalamualaikum ya ahlabaitin nubuwah saya yaitu anak yatim dari kalangan bawah umur yatimnya umat Nabi Muhammad. Berilah sedikit masakan kepadaku karna Allah". Maka mereka pun memperlihatkan potongan-potongan roti tersebut kepadanya.

Pada hari ketiga, tiba kepada mereka seorang tawanan, dan ia berkata, "Asalamualaikum ya ahlabaitin nubuwa saya yaitu seorang tawanan dari para tawanannya Umat Nabi Muhammad. Berilah sedikit masakan kepadaku, maka mereka pun memperlihatkan potongan-potongan roti tersebut kepadanya.

Lalu mereka bermalam hanya dengan air minum saja, kemudian Sayyidina Hasan dan Husain dilanda rasa lapar yang sangat.
Maka sayyidina Ali mendatangi Nabi SAW dan ia menceritakan perihal keadaannya. Maka Nabi SAW berkeliling ke istri-istrinya dan ia pun tidak mendapat apa-apa.

Kemudian tiba Sayyidina Abubakar mengelukan rasa laparnya juga, kemudian dikatakan kepada Nabi,  "Ya Rasulallah sebetulnya Miqdad bin Aswad mempunyai kurma yang banyak". Maka mereka pun (Nabi, Sayidina Abubakar dan sayyidina Ali) mendatangi rumah Niqdad, namun mereka pun tidak mendapat apa-apa.
Lalu Nabi SAW berkata kepada Sayyidina Ali, "Wahai Ali ambillah keranjang ini dan pergilah engkau kepohon kurma itu dan katakan kepada pohon kurma tersebut 'bahwasannya Muhammad berkata kepadamu (wahai pohon kurma) berilah kami masakan dari buahmu'".

Maka pohon kurma tersebut menjatuhkan ruthob (kurma muda) kepada mereka dengan izin Allah. Maka mereka pun makan sampai merasa kenyang. Lalu mengirimkan buah ruthob tersebut kepada Siti Fathimah dan kedua anaknya seukuran yang dapat mengenyangkan mereka. Lalu Allah menurunkan ayat yg berafiliasi dengan sayyidina Ali.

Allah berfirman:
''Dan mereka memperlihatkan masakan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.'' (Al-Insan: 8)
____

Pernah terjadi kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan keluarganya rasa lapar Kisah Rasul: Balasan Kebaikan Karena Mengasihi Orang Miskin, Yatim dan Tawanan

*Sumber: Kitab Nuzhatul Majalis (Syekh Abdurrahman ibnu Abdisalam bin Abdirahman bin Utsman Abu hurairah As-Shufuri Asy-Syafi'i)
*Oleh: Mumu Bsa
Banyak dari para keturunan Rosululloh SAW merasa tidak keberatan disebut “Habib”,”Sayyid” atau “Syarif”. Mereka menyadari bahwa darah keturunan Nabi Muhammad SAW yang ada pada mereka, merupakan karunia Alloh SWT.

Karunia ini bukan alasannya ialah mereka meminta, melainkan alasannya ialah kehendak Alloh semata yang sudah menjadi suratan Takdir semata. Beliau-beliau mendapatkan kenyataan yang ada pada diri mereka dengan rasa syukur.

Gelar yang diberikan oleh masyarakat Muslim khususnya kepada mereka, sama sekali dihentikan mengakibatkan mereka sombong atau menepuk dada, malah justru harus sebaliknya.  
Sebutan gelar tersebut bagi beliau-beliau, pagi-sore-siang-malam, selalu mengiang-ngiang di telinga, sebagai tanda peringatan, tiap dikala dan dimana saja bahwa mereka harus senantiasa berhati-hati menjaga kesucian agama Islam dan keagungan Utusan Alloh, Nabi Muhammad SAW, yang menjadi kakek moyang nya.

Darah keturunan Muhammad Rosululloh SAW yang ada pada diri mereka bahkan merupakan amanat ilahi yang terpikulkan di atas bahu mereka. Dengan amanat tersebut, Alloh SWT menghendaki semoga mereka hidup menjadi pola bagi ummat dan masyarakat. Serta berusaha sekemampuannya untuk menjadi orang-orang sholeh secara individual dan sosial , jago ilmu, jago ibadah dalam arti yang seluas luasnya.

Sungguh berat menanggung sebutan habib, sayyid atau syarif. Dibanding orang biasa mereka memikul pertanggung tanggapan yang lebih besar dan berat di hadapan Alloh dan Rosul-Nya di alam abadi kelak.

Atas dasar itulah, maka tidak sedikit diantara para beliau-beliau yang menentukan jalan tasawwuf yang selurus lurus nya, juga dengan menjauhi bujuk rayu keduniawian, guna mendekatkan kepada jalan nya Alloh dan Rosul-Nya.

Semoga Alloh SWT melimpahkan keridhoan dan rahmatNya kepada belia-beliau dan juga kepada kita semua, serta menetapkan kita di jalan dakwah yang Tasaamuh, tawassuth, tawaazun dan I’tidal , amiin Ya Robbal Alamin. 
 Nasihat dan motivasi menjadi salah satu hal yang penting dalam upaya memperbaiki diri Kumpulan Kata Mutiara Islami, Mahfudzot Bahasa Arab dan Artinya

Nasihat dan motivasi menjadi salah satu hal yang penting dalam upaya memperbaiki diri. Nasihat-nasihat tersebut bisa tiba dengan banyak sekali cara. Diantaranya ialah dari kata-kata mutiara yang diucapkan.

Sering kali kita atau saudara kita membutuhkan kata-kata mutiara untuk dihafal dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh alasannya ialah itu, kami bagikan kumpulan kata-kata mutiara islami dalam bahasa arab dan artinya dengan mengklasifikasikan beberapa tema di dalamnya. Berikut dibawah ini kami sajikan.

MERAIH KESUKSESAN

1. مَنْ جَدَّ وَجَدَ
Barang siapa bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil.

2. مَنْ سَارَ عَلَى الدَرْبِ وَصَلَ
Barang siapa berjalan pada relnya, maka ia akan sampai.

3. وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَعَبِ
Tiada kenikmatan kecuali sehabis bersusah payah.

4. مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
Barang siapa menanam, maka ia akan memetik.

5. الإِتِّحَادُ أَسَاسُ النَجَاحِ
Persatuan ialah dasar keberhasilan.

6. مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اِسْتَعَدَّ
Siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan ia akan bersiap-siap.

7. إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ
Jika benar tekadnya maka akan terang perjalanannya.

8. اِجْهَدْ وَلَا تَكْسَلْ وَلَا تَكُ غَافِلًا  # فَنَدَامَةُ العُقْبَى لِمَنْ يَتَكَاسَلُ
Bersungguh-sungguhlah dan jangan malas dan jangan jadi lalai, alasannya ialah penyesalan mendalam itu ialah milik mereka yang bermalas-malasan.

9. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا
Semua pekerjaan harus dituntaskan.

10. مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى
Barang siapa yang berhati-hati maka ia akan mendapat apa yang ia impikan.

11. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَبًا
Tidak setiap yang berkilap itu ialah emas.

12. العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلًا
Tindakan, menciptakan yang sulit menjadi mudah.

13. لَا تَكُنْ رَطْبًا فَتُعْصَرَ وَلَا يَابِسًا فَتُكَسَّرَ
Jangan kau lemah nanti kau diperas dan jangan keras nanti kau dipatahkan.


KESABARAN DAN KEJUJURAN

1. مَن صَبَرَ ظَفِرَ
Barang siapa bersabar, ia akan beruntung.

2. الصَبْرُ يُعِيْنُ عَلَى كُلِّ عَمَلٍ
Kesabaran membantu setiap pekerjaan.

3. رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ
Otak dari dosa ialah kebohongan.

4. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ
Awal kemarahan ialah kegilaan, dan kesudahannya ialah penyesalan.

5. الحَسُوْدُ لَا يَسُوْدُ
Pendengki tak akan bahagia.

6. فِى التَّأَنِّى السَّلَامَةُ وَفِى العَجَلَةِ النَّدَامَةُ
Dalam kehati-hatian ada keselamatan dan dalam ketergesa-gesaan ada penyesalan.



ILMU DAN PENGETAHUAN

1. جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا
Coba dan perhatikan, maka kau akan jadi tahu.

2. اطْلَبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَحْدِ
Tuntutlah ilmu semenjak buaian hingga liang lahat.

3. خَيْرُ جَلِيْسٍ فىِ الزَمَانِ كِتَابٌ
Sebaik-baiknya teman duduk sepanjang waktu ialah buku.

4. العَقْلُ السَلِيْمُ فىِ الجِسْمِ السَلِيْمِ
Pikiran yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat.

5. العِلْمُ فىِ الصِغَرِ كَالنَقْشِ عَلَى الحَجَرِ
Pengetahuan pada waktu kecil menyerupai lukisan di atas batu.

6. لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَاسُ كَالبَهَائِمِ 
Jika tak ada ilmu maka niscaya insan menyerupai binatang.

7. تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا
Belajarlah pada waktu kecil dan amalkan ketika kau besar.

8. العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَجَرِ بِلاَ ثَمَرٍ
Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah.

9. آفَةُ العِلْمِ النِّسْيَانُ
Bencana pengetahuan ialah lupa.

10. اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
Tuntutlah ilmu itu walaupun ke negeri Cina.

11. تَرْكُ الجَوَابِ عَلَى الجَاهِلَ جَوَابٌ
Meninggalkan balasan untuk orang kurang cendekia ialah jawabannya.

12. أَخِىْ لَنْ تَنَالُ العِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ  أُسْتَاذٍ وَ طُوْلُ زَمَانٍ
Saudaraku! Kamu tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam perkara, akan ku berikan perincian dengan terang :  Kecerdasan, Harta Benda, Ketamakan, Mempergauli Ustadz Kesungguhan  Waktu yang panjang.

13. هَلَكَ اِمْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ
Hancurlah seseorang yang tidak mengetahui kemampuannya.


MENGHARGAI WAKTU

1. بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
Telur hari ini lebih baik dari ayam  besok hari.

2. الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَهَبِ
Waktu itu lebih berharga daripada emas.

3. لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ التِى مَضَتْ
Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.

4. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ
Mengatur pekerjaan akan menghemat setengah waktu.

5. لَا تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلَى الغَدِ مَاتَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ
Jangan tunda pekerjaanmu hingga besok, apa yang sanggup kau kerjakan hari ini.


MENJAGA LISAN

1. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
Barang siapa yang elok tutur katanya banyak sahabatnya.

2. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الْكَاَةمُ
Jika tepat nalar seseorang maka sedikit bicaranya.

3. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
Katakanlah yang benar meskipun pahit.

4. عَثْرَةُ القَدَمِ اَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ
Terpelesetnya kaki lebih kondusif dari terpelesetnya lidah.

5. خَيْرُ التكَلمِ مَا قَلَّ وَدَلَّ
Sebaik-baik kata ialah yang ringkas dan mengena.

6. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ يَكْفِيْهِ بِالإِشَارَةِ
Budak itu dipukul dengan tongkat sedangkan orang yang merdeka itu cukup dengan isyarat.

7. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلَا تَنْظُرْ مَنْ قَالَ
Perhatikan apa yang dikatakan dan jangan perhatikan siapa yang mengatakan.

8. الكَاَِمُ يَنْفُذُ مَا لَا تَنْفُذُهُ الإِبَرُ
Perkataan itu menembus apa yang tak ditembus oleh jarum.

9. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
Setiap daerah ada kata-katanya (yang cocok) dan setiap kata-kata ada tempatnya (yang cocok).

10. دَاوُوا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ
Obatilah kemarahan itu dengan diam.

Demikian kata-kata mutiara islami dalam bahasa arab dan terjemahnya untuk menjadi mahfudzot (hapalan) dan diamalkan dalam kehiduan sehari-hari.
 Godaan maha berat ialah ketika kita merasa lebih dari yang lain Orang-Orang Yang Merasa Lebih

Dakwah.web.id Godaan maha berat ialah ketika kita merasa lebih dari yang lain. Merasa lebih bisa menciptakan kita merendahkan yang lain. Ghibah membicarakan orang lain itu tidak boleh dan dosanya besar alasannya ialah di balik ghibah itu terselip sikap merasa lebih baik daripada orang yang kita jadikan materi gosip. Kita perlu memuasakan pengecap kita semoga orang lain selamat dari tajam dan bahayanya pengecap kita.

Godaan merasa lebih alim bisa juga menerpa mereka yang rajin beribadah. Saat shalat bacaan kita lebih anggun dari yang lain. Hafalan ayat kita lebih komplit. Ruku' atau sujud kita lebih lama. Kita lebih khusyu' ketimbang yang shalatnya express. Perasaan lebih alim itu harus kita latih untuk kita pendam di bulan bulan ampunan ini. Puasa ialah ibadah diam. Kita tidak bisa melihat bahwa si A atau si B puasanya lebih nyaring, lebih bagus, lebih dermawan, lebih panjang atau lebih khusyu' menyerupai acara ibadah lainnya. Puasa ialah menahan, puasa ialah ibadah pasif; bukan aktif. Semua terlihat sama. Yang menilai kualitas puasa kita benar-benar Allah semata. Maka jadikanlah puasa sebagai cara kita untuk merasa sama dengan yang lain, bukan merasa lebih alim dari yang lain.

Puasa juga melatih kita untuk tidak selalu merasa lebih punya atau memiliki. Sikap merasa mempunyai menciptakan kita tidak bisa mencicipi orang yang dalam kondisi kekurangan. Bahkan di ketika kita kurang, masih banyak lagi yang lebih kurang dari kita. Yang merasa mempunyai akan terikat dengan apa yang dimilikinya. Puasa melatih kita untuk melepas sesaat dari apa yang kita miliki: makanan, minuman dan pasangan. Bukan alasannya ialah kita tidak bisa menikmati makan, minum dan menjamah pasangan kita, tapi alasannya ialah kita menentukan untuk menahan diri.

Dalam keseharian kita terus menerus mengandalkan kemampuan kita. Puasa mengajarkan bahwa ada hal di luar apa yang bisa kita usahakan. Kita bisa memasukkan masakan ke dalam mulut, tetapi kita tidak sanggup mengontrol rasa lapar di bulan puasa. Kita bisa telentang di daerah tidur, tetapi di bulan puasa kapan kita tidur dan bangkit ternyata digerakkan oleh kekuatan lain. Kita bisa berusaha menerima kebanggaan amal ibadah tetapi kita tidak bisa menciptakan orang lain kagum dengan puasa kita. Kita bisa menceritakan diam-diam ibadah Ramadan, tetapi kita tidak pernah tahu apakah kita telah menjadi bab dari diam-diam itu. Terakhir, kita bisa melaksanakan amalan puasa, tetapi kita tidak tahu apakah telah tumbuh cinta ilahi. Puasa mengajarkan kita mengakui batas kemampuan diri.

Kalau selepas bulan ampunan kelak kita masih merasa lebih alim, lebih hebat, lebih bisa dan lebih mempunyai daripada yang lain, maka puasa kita belum 'ngefek' ke sikap kita sehari-hari.

Rabbi,
Kau sapa mereka yang beriman dengan mesra.
Dan Kau suruh mereka berpuasa semoga menjadi orang bertakwa.
Aku gres hingga tahap ber-Islam, belum ber-Iman
Namun saya tetap berpuasa.
Duh Gusti...
Maafkan kelancanganku merasa menjadi orang yang turut Kau sapa

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Dosen Senior Monash Law School Australia
Pernah terjadi kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan keluarganya rasa lapar, kemudian ia mengambil bulu domba dari orang Yahudi supaya ditenun bulu domba tersebut oleh siti Fathimah RA (untuk dijadikan kain wol) dengan imbalan 3 sho' gandum.

Pada hari pertama, Siti Fathimah menenun kain wol, kemudian ia menggiling 1 sho' gandum kemudian menjadikannya roti. Ketika mereka hendak makan roti tersebut, diketuk pintu rumah mereka oleh orang miskin, dan orang miskin itu berkata, "Asalamualaikum yaa ahlabaitin nubuwah, saya ialah seorang miskin dari kalangan orang-orang miskin umatnya Nabi Muhammad SAW. Berilah sedikit masakan kepadaku karna Allah". Maka mereka memperlihatkan kepada orang miskin tersebut potongan-potongan roti yang hendak mereka makan.

Pada hari kedua, tiba kepada mereka anak yatim. Dan Yatim itu berkata, "Assalamualaikum ya ahlabaitin nubuwah saya ialah anak yatim dari kalangan bawah umur yatimnya umat Nabi Muhammad. Berilah sedikit masakan kepadaku karna Allah". Maka mereka pun memperlihatkan potongan-potongan roti tersebut kepadanya.

Pada hari ketiga, tiba kepada mereka seorang tawanan, dan ia berkata, "Asalamualaikum ya ahlabaitin nubuwa saya ialah seorang tawanan dari para tawanannya Umat Nabi Muhammad. Berilah sedikit masakan kepadaku, maka mereka pun memperlihatkan potongan-potongan roti tersebut kepadanya.

Lalu mereka bermalam hanya dengan air minum saja, kemudian Sayyidina Hasan dan Husain dilanda rasa lapar yang sangat.
Maka sayyidina Ali mendatangi Nabi SAW dan ia menceritakan wacana keadaannya. Maka Nabi SAW berkeliling ke istri-istrinya dan ia pun tidak mendapat apa-apa.

Kemudian tiba Sayyidina Abubakar mengelukan rasa laparnya juga, kemudian dikatakan kepada Nabi,  "Ya Rasulallah bekerjsama Miqdad bin Aswad mempunyai kurma yang banyak". Maka mereka pun (Nabi, Sayidina Abubakar dan sayyidina Ali) mendatangi rumah Niqdad, namun mereka pun tidak mendapat apa-apa.
Lalu Nabi SAW berkata kepada Sayyidina Ali, "Wahai Ali ambillah keranjang ini dan pergilah engkau kepohon kurma itu dan katakan kepada pohon kurma tersebut 'bahwasannya Muhammad berkata kepadamu (wahai pohon kurma) berilah kami masakan dari buahmu'".

Maka pohon kurma tersebut menjatuhkan ruthob (kurma muda) kepada mereka dengan izin Allah. Maka mereka pun makan sampai merasa kenyang. Lalu mengirimkan buah ruthob tersebut kepada Siti Fathimah dan kedua anaknya seukuran yang dapat mengenyangkan mereka. Lalu Allah menurunkan ayat yg bekerjasama dengan sayyidina Ali.

Allah berfirman:
''Dan mereka memperlihatkan masakan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.'' (Al-Insan: 8)
____

Pernah terjadi kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan keluarganya rasa lapar Kisah Rasul: Balasan Kebaikan Karena Mengasihi Orang Miskin, Yatim dan Tawanan

*Sumber: Kitab Nuzhatul Majalis (Syekh Abdurrahman ibnu Abdisalam bin Abdirahman bin Utsman Abu hurairah As-Shufuri Asy-Syafi'i)
*Oleh: Mumu Bsa