Kisah Gus Dur Ditawari Umur 90 Tahun Oleh Malaikat

Keistimewaan sejumlah ulama sebagai pewaris para Nabi dalam kajian tasawuf berfungsi untuk memperkuat keimanan umat Muslim. Lain dengan mukjizat para Nabi yang levelnya lebih tinggi yaitu di antaranya untuk menawarkan kekuasaan Allah swt. melalui utusannya.

Riwayat karomah (keistimewaan) ulama dimaksud banyak menjadi pelajaran yang tertulis di dalam banyak sekali kitab. Karomah yang dimiliki oleh wali itu tidak hanya nampak ketika hidup saja. Tetapi sehabis wafat, waliyullah masih diberi karomah.

Dan bagi pengikut Ahlussunnah wal Jama’ah, kepercayaan terhadap adanya waliyullah dan karomah itu perlu diyakini secara baik. Bahkan empat imam madzhab sudah bersepakat mengenai karomah yang ada pada para wali ketika hidup maupun sudah wafat.

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Pekalongan dalam karyanya Secercah Tinta (2012) mengungkapkan, banyak Nabi-nabi dari Bani Israil dengan mukjizatnya dapat menghidupkan orang mati. Lalu bagaimana umatnya Rasulullah saw.? Umat Rasulullah pun sama.

Jika pada Bani Israil ada Nabi yang dapat menghidupkan orang mati, maka umat Nabi saw. pun dapat menghidupkan orang mati dengan karomahnya, ibarat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, sebagaimana disebutkan dalam manaqibnya. Demikian juga Imam Yahya bin Hasan yang juga keturunan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani balasannya disebut bin Yahya. Karomah-karomahnya juga dapat menghidupkan orang mati.

Selain itu, Imam Al-Ghazali termasuk ulama masyhur yang mempunyai banyak riwayat keistimewaan. Konon, Al-Ghazali dikehendaki masuk nirwana alasannya yakni menolong seekor lalat yang kecebur dalam wadah tinta yang digunakannya untuk menulis kitab.

Diceritakan oleh KH. Abdul Moqsith Ghazali (2018), Imam Al-Ghazali pernah berdoa kepada Allah. Dalam doanya,beliau berharap kitab yang ditulisnya, Ihya’ Ulumiddin, lebih populer dibanding kuburannya. Doa tersebut dikabulkan. Saat ini kitab tersebut dikaji di banyak sekali pesantren dan sekolah tinggi tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Sebaliknya, kuburan Al-Ghazali tidak banyak yang tahu. Bahkan berdasarkan Kiai Moqsith yang pernah berkunjung ke makam Al-Ghazali, kuburan penulis Kitab Tahafutul Falasifah itu terlihat apa adanya alasannya yakni gres dua tahun belakangan ditemukan. Artinya, selama ratusan tahun yang ramai diziarahi selama ini bukan makam Al-Ghazali.

Salah seorang kiai pesantren yang dikenal mempunyai keistimewaan ibarat di atas ialah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Bahkan, Gus Dur tak hanya masyhur tulisan-tulisannya, tetapi juga kuburannya yang diziarahi ribuan orang setiap hari. Nilai-nilai kemanusiaan yang dikembangkan oleh Gus Dur membuatnya tak hanya diziarahi umat Islam, tetapi juga masyarakat dari banyak sekali kalangan dan agama.

Keluarga Gus Dur sedang menziarahi Makam Gus Dur


Kiai Moqsith yang juga dikenal bersahabat dengan Gus Dur ketika masih hidup menuturkan, dahulu Gus Dur ditawari umur 90 tahun oleh malaikat. “Buat apa sih umur panjang-panjang, yang sedang sajalah 69 tahun. Akhirnya benar, Gus Dur wafat pada usia tersebut,” ungkap Kiai Moqsith ketika mengisi lembaga ilmiah ihwal moderasi Islam di Bogor, Jawa Barat baru-baru ini.

Kisah tersebut muncul ketika Kiai Moqsith juga menjelaskan riwayat salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw., Sa’ad bin Abi Waqash. Saat itu sahabat Sa’ad didatangi malaikat pada umur 42 tahun dan ingin mencabut nyawanya. 

Seketika sahabat Sa’ad protes kepada malaikat, alasannya yakni anak-anaknya yang masih kecil. Akhirnya, sahabat Sa’ad berdoa meminta kepada Allah dan diberikan umur panjang. Dikabulkan oleh Allah, umur 84 tahun sahabat Sa’ad gres meninggal. Kuburan sahabat Sa'ad berada di Kota Guangzhou, Tiongkok (China) dan ramai diziarahi banyak orang dari mancanegara.

Wallahu A’lam

Sumber: Situs PBNU

0 komentar:

Post a Comment